Oleh : Aisyah Hasan
Alumnus MAN Bangkalan '97

Surga ( al-janah) dan Neraka ( an-nari) haq adanya, saat ini juga sudah diciptakan, di mana letaknya

“ Fa man yuridillahu an yahdiyahu yasroh sod’rohu lil Islami, wa man yurid’ an yudhil-lahu yaj’al sod’rohu dhoy-yiqon harojan ka an-nama yas-so’adi fi sama’i , kadzalika yaj’alullohu rij’sa ‘alal-ladzina laa yu’minuun “

QS Al-An’am (6) ; 125

Barang siapa Alloh menghendakinya untuk memberi hidayah, maka Alloh melapangkan dadanya terhadap Islam, dan barang siapa yang dikehendaki disesatkan Alloh , maka Alloh membuat hatinya sempit, berat seakan-akan naik ke langit. Demikian Alloh mejadikan beban / siksaan bagi orang yang tidak beriman.

Ayat di atas menitikberatkan tentang tanda-tanda orang yang hidupnya di dunia mendapat hidayah (petunjuk) ataukah sebaliknya tersesat. Memang di dunia ini kita tidak dapat mengidentifikasi mana orang yang kelak bakal masuk surga kelak pada hari kiyamat atau neraka, karena hanya Alloh SWT yang Maha Tahu, namun melalui tanda-tanda yang sudah Alloh bentangkan dalam Kitab Suci al-Quran, paling tidak kita dapat meraba-raba.

Bagi yang mendapatkan hidayah, maka hatinya terasa lapang dada, ridho mencari dan menerima ilmu /pengertian yang terdapat dalam Kitab Suci al-Quran dan al-hadits. Kandungan pengertian ilmu agama dari yang dinilai ringan hingga yang berat, hatinya tetap ridho dalam menjalakan disertai rasa tawakal (berserah diri) kepada Alloh dengan se pol kemampuannya. Tiada henti-hentinya belajar sehingga dapat menemukan Islam yang utuh, kaffah dengan isiqomah. Dengan ketoatannya kepada Alloh dan utusannya menjalankan ibadah sesuai denhgan syariat , maka kelak Alloh memasukkan ke dalam surga “ barang siapa yang toaat kepada Alloh dan utusannya maka Alloh memasukkan ke dalam surga….. QS an-Nisa (4) ; 13.

Sedang manusia yang kelak akan dimasukkan oleh Alloh ke neraka, maka di dunia hatinya merasa berat dan sempit untuk menerima ilmu dan pengertian (hikmah) yang terkandung dalam Kitab Suci Al-Quran dan hadits. Menurut pikirannya dia tidak sanggup dan tidak mampu belajar dan mengamalkan ajaran agama, seakan disuruh naik ke langit. Hal yang dianggap tidak mungkin.

Hingga meninggal dunia tidak dapat menetapi Islam sebagaimana syariat yang dikehendaki oleh Alloh SWT , sehingga ketidaktoatannya itu Alloh masukkan ke dalam neraka, QS An-Nisa (4); 14.

Saudara, istilah “ Alloh SWT memberi hidayah atau menesatkan “ bukan berarti Alloh SWT kejam dan pilih kasih kepada hambanya.

Kalau dipahami betul sebenarnya Alloh sudah membrikan peluang yang sama kepada semua hambanya. Akal dan pikiran adalah bekal untuk dapat mencerna semua tanda-tanda alam ini yang bermuara kepada rasa takut kepada Alloh SWT. Hidayah Alloh SWT secara teori sudah terwujud di dalam al-Quran, awal surah Al-Baqoroh sudah menjelaskan hal itu. “ Alif lam mim, demikian in kitab yang tidak ada keraguan menjadi HIDAYAH/pentunuk bagi orang yang bertaqwa.

Namun pada kenyataannya hanya sedikit di antara manusia yang mau peduli untuk belajar lebih mendalam tentang makna dan kandungan Al-Quran.