Tentang Kami

Assalamu'alaykum Sobat Alumni dan Keluarga besar MAN Bangkalan. Selamat datang di blog ini. Blog ini adalah blog Alumni MAN Bangkalan yang diperuntukkan sebagai sarana Shilaturahim, mempererat kembali ikatan persaudaraan antar keluarga besar Alumni MAN Bangkalan serta sebagai media informasi mengenai Alumni MAN Model Bangkalan. View my complete profile

Sobat .. Kirim Artikelmu

Jika ingin mem-post artikel yang berkaitan dengan Alumni dan MAN Bangkalan ; kisah, kenangan, kesan, salam, photo dan lain-lain, silahkan kirim ke alumni.manbkl@gmail.com atau jika berupa pesan singkat, silahkan tulis di shoutbox/buku tamu yang ada di blog ini. SELENGKAPNYA KLIK.

TULIS DISINI !! PESAN, KESAN, SARAN DAN MUTIARA HIKMAH

Sunday, March 28, 2010


Mari Berbagi Dalam Kebaikan Dan Kebahagiaan

Oleh : Hosen Mohammad Dahri
Alumnus MAN Bangkalan 2005

Berkata dengan bahasa yang baik, itu lebih baik dari memberi shodaqoh yang di ikuti dengan perkataan yang jelek/menyakitkan. begitulah salah satu perintah Allah dalam Al-Quran untuk berbagi kebaikan kepada orang lain. dalam kontek ini manusia sebagai makhluk yang paling sempurna di muka bumi sudah sepantasnya saling bebagi kebaikan kepada sesamanya. Hidup di jaman modern ini memang serba salah menilai orang lain bahkan terkadang menilai diri sendiri. dalam hal ini ada kemungkinan karna sudah di tuntut oleh zaman modern yang di hinggpi sistem profesionalisme dan individualisme.

Di dunia yang serba teknologi dan materi ini antara nilai-nilai kebaikan yang di lakukan dengan ikhlas dan kebaikan yang di lakukan karna ada tujuan tertentu terkadang sangat tipis menilainya. kita lihat saja pada setiap pencalonan pejabat pemerintah, organisasi dan lembaga apa saja pasti ada pembagian-pembagian apa saja dari calon itu, meskipun hal ini tidak merata secara keseluruhan tapi masih ada bahakan lebih banyak yang melakukan model seperti di atas.

Tidak ada salahnya berbagi kebahagiaan kepada orang lain, tetapi alangkah lebih baiknya kalo hal ini di lakukan tidak hanya pada saat kampanye atau pra/pencalonan, karena saat pencalonan biasaya objek yang dapat bantuan atau pembagian tersebut kurang kena pada objek yang sebenarnya seperti fakir miskin, anak yatim piatu,pengemis jalanan, pemulung dan lain sebagainya. Mereka yang merasakan nikmatnya pembagian itu hanyalah pada para pendukung yang kebanyakan sudah mempuni dari materi.

Yang perlu di sadari oleh kita semua adalah bagaimana berbagi kebahagiaan itu benar-benar pada orang yang membutuhkan, karna mereka yang membuthkanlah yang akan lebih merasakan kebahagian daripada yang sudah mempunyai harta/materi. kalau kita perhatikan para pengemis di pinggir-pinggir jalan, di tranportasi umum, di pemakaman para wali/pejuang dan tempat keramaian lainnya. terkadang kita mersa kasian kepada mereka di satu pihak dan merasa risih dengan keberadaan mereka.

Di lihat dari apapun kegiatan yang mereka lakukan; pengemis, ngamen atau kegiatan yang lainnya. mereka lakukan bukan karena kesenangan, tetapi yang mereka lakukan hanya untuk menyambung hidup (sekalipun tidak semunya seperti itu). suatu ketika saat saya di dalam tranportsi, di kapal, di depan rumah-rumah saya melihat anak kecil yang membawa gitar, orang sedang hamil tua, ibu membawa bayi yang semestinya masih belum pantas di bawa ke mana-mana, para pengamen dengan gitarnya dan anak sekolah bahkan mahasiswa yang membutukan dana dan lain-lainnya. ternyata yang paling kita sayangkan saat melihat mereka minta sekedar untuk makan pada si yang mampu, malah orang yang mampu di lihat dari meteri itu cuek, pura-pura tidak tahu, bahkan masih menggunakan kata-kata “ Masih sehat malas kerja” atau “ Ah! mereka pura-pura saja miskin padahal di rumah mereka mampu” kemudian mereka di beri beberapa uang, rokok, makana atau kebutuhan lainnya.

Alasan seperti diatas itulah banyak orang mampu tidak mau berbgi kebaikan dan kebahagiaan kepada orang yang sebenar-benarnya membutuhkan. Terkadang memberi tapi masih di ikuti dengan omelan-omelan tadi di atas. bukankah di atas Al-quran menjelaskan bahwa perkataan yang baik itu lebih baik dari pada memberi/shodakoh tapi di ikuti dengan kata-kata yang jelek/ menyakitkan. Bukankah memberi itu akan menolak bencana. Bukankah doa orang teraniaya itu terkabulkan? Terus kapan kita mau memberi kepada orang-orang yang benar membutuhkan. Apakah kita memberi karna masih harus ada pamrih dari orang yang kita beri. Mungkinkah bencana - bencana yang datang silih berganti ini salah satu karna ketidak pedulian pada orang-orang tidak mampu? Memberi tapi masih di ikuti dengan kata-kata sinis/ jelek.

Munkin kita yang lebih memiliki harta dari mereka lebih arif dan merenungi pertanyaan-pertanyaan di atas. Masihkah kita tidak memberi sebagian harta yang mereka butuhkan sekalipun seratus rupiah? Apakah kita masih memberi kepada mereka namun masih di ikuti dengan kata-kata jelek? Kalau kita yang mampu masih merasa egois, sinis, congkak, sombong kepada mereka. Tahankah kita terhadap bencana-bencana kalo memang penghingan, kegoisan, cacian adalah salah satu penyebab dari ini. Wallahua’lam!!

Malang, 28 Maret 2010.

0 komentar:

Post a Comment

SALAM Sobaat...!!! Silahkan tulis komentar anda di bawah ini. Terima kasih banyak atas partisipasinya. Sukses buat anda !!!