Oleh : Abdurrohim
Alumnus MAN Bangkalan 2006

Bagaimanapun keadaan kita selama kita adalah seorang Muslim maka wajib bagi kita untuk senantiasa menjaga ikatan persaudaraan. Karena, Allah SWT telah mempersaudarakan kita dalam satu keimanan yakni Islam. Sebagaimana yang telah difirmankan Allah dalam surat Al-Hujarat 49 ayat 10 :

“Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”

Itulah dasar persaudaraan kita. Oleh sebab itu, dalam sebuah ikatan persaudaraan hendaknya membuang sejauh-jauhnya sikap sombong, sikap acuh, serta sikap menghinakan (merendahkan) orang lain. Sikap seperti itu, selama masih dimiliki oleh seseorang maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut akan cenderung menyombongkan dirinya jika bertemu dengan sahabat-sahabatnya sekalipun, enggan untuk menyapanya (memulai salam) terhadap saudara/sahabatnya, enggan bershilaturahim. Padahal Islam sangat melarang adanya sifat-sifat tersebut dalam diri seorang Muslim.

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. ” (QS. Al Israa’ 17 : 37)

Untuk apa kita menyombongkan diri, apakah kita tidak pernah mengambil pelajaran dari sifat sombong Iblis (laknatullah ‘alayh) yang enggan bersujud pada Adam as, padahal Allah SWT memerintahkanya, Itulah yang menyebabkan Iblis dikeluarkan dari Surga dan akan kekal kelak di Neraka.

“Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu semua kepada Adam”, lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: “Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?”

Begitu besarnya dampak sikap sombong sehingga hanya karena satu kesalahan tersebut, Iblis dilaknat oleh Allah. Jangan mengira kalau Iblis itu tidak beriman pada Allah, Iblis percaya terhadap Allah sama seperti kita namun hanya karena sikap sombong itulah yang menyebabkan Iblis dilaknat. Wajar saja jika Al-Imam Sufyan Ats-Tsaury Radliyallahu ‘Anhu yang merupakan guru besar Imam Malik pernah mengatakan :

“Setiap maksiat yang timbul dari syahwat masih bisa diharapkan ampunannya, tetapi setiap durhaka yang timbul dari sikap sombong tidak dapat diharapkan ampunannya ; karena kedurhakaan Iblis itu berasal dari kesombongan, sedangkan kesalahan Adam berasal dari syahwat. [Nahsaihul Ibad]

Maka berhati-hatilah terhadap sikap sombong baik itu kepada teman/sahabat, mitra kerja maupun terhadap orang lain. Siapalah kita, kita hanya tercipta dari cairan yang menjijikkan, jika karena bukan rahmat Tuhanmu maka kita akan tetap sebagai cairan yang tak berguna.

Dan jangan pernah bersikap acuh terhadap saudara kita (sahabat kita). Islam tidak pernah membeda-bedakan seorang hamba kecuali dalam hal ketaqwaan “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu” (QS. Al-Hujuraat 49 : 13). Serta jangan pernah merendahkan siapapun, bisa jadi orang yang kalian anggap rendah adalah orang yang paling mulia disisi Tuhannya.

Hendaknya sebagai Mukmin yang bersaudara, selalu memulai salam dimanapun kalian berjumpa baik di dunia nyata maupun didunia maya (cyber) sekalipun. Ini tidak sebatas kepada orang kita kenal saja, namun kepada siapa saja yang kita jumpai karena mengucapkan salam bukan hanya sebatas terhadap orang yang kita kenal.
“Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mau mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja”.(HR. Ahmad)

“Tidaklah kamu akan masuk surga sehingga kamu beriman, dan tidaklah kamu beriman sehingga kamu saling mencintai. Tidaklah kamu mau kutunjukkan kepada sesuatu yang apabila kamu lakukan kamu akan saling mencintai .? Yaitu sebarkanlah salam di antara kamu”.(HR. Muslim. Shahih Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Bayan Annahu Laa Yadkhulu Al-Jannata illa Al-Mu’minuun 2:35)

Terakhir, jagalah ikatan persaudaraan dengan shilaturahim (menyambung kasih-sayang) antar sesama teman, kerabat dan masyarakat. Jangan pernah memutuskan hubungan kekeluargaan dengan siapapun.

Dari Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan ditunda umurnya, maka hendaklah bersilaturrahim” (Muttafaq ‘alaih). “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan”.(Shahih Muslim, Kitab Al-Birr wash-shilah wal adab, Bab Shilaturrahim wa Tahrimi Qathi’atiha 16:114)

Wallahu subhanahu wa ta'alaa a'lam